Acep Purnama, Jangan Terlalu PeDe
Senin 12-06-2017,02:00 WIB
KUNINGAN - Kekalahan petahana Basuki Tjahja Purnama atau Ahok di DKI Jakarta, dan Rano Karno yang diusung PDIP, merupakan peringatan bagi calon incumbent paruh waktu di Kuningan.
|
Acep Purnama (kedua kanan) saat daftar Bacabup. dok. Rakyat Cirebon |
Pengamat Politik Pemerintahan, Sujarwo mengatakan kondisi politik DKI Jakarta dan Banten memang berbeda. Namun kedua calon tersebut memiliki kemiripan dengan Bupati Kuningan H Acep Purnama yang dipastikan maju di Pilkada sebagai calon petahana paruh waktu.
“Sama-sama melanjutkan kepemimpinan bupati atau gubernur sebelumnya, dan keduanya kalah,” katanya.
Menurut Sujarwo, kekalahan Ahok dan Rano Karno ini warning bagi petahana agar tidak over percaya diri (PD) terhadap kekuatan yang dimilikinya.
“Peringatannya adalah tidak boleh terlalu PD menghadapi pemilihan. Jangan karena merasa petahana bisa dengan mudah memenangkan pertarungan ini. Jangan menganggap remeh lawan,” ucap pria yang akrab disapa Mang Ewo.
Belajar dari Pilkada seretak kemarin, kata Mang Ewo, PDIP di Pilkada 2018 mendatang akan berkoalisi dengan parpol lain sebagai wakil bupati.
Petahana jika mendapat rekom dari DPP PDIP harus berhati-hati memilih wakil. Jika salah memilih wakil maka ini berpengaruh pada perolehan suara.
“Masalah puas dan tidak puas terhadap pemerintahan akan sangat berpengaruh,” jelasnya. Selain itu, lanjut Mang Ewo, persoalan isu kinerja.
Ini juga akan menjadi isu menarik. Bagi petahana yang sukses menunaikan janjinya akan memberikan efek positif. Namun, jika kinerjanya buruk juga bisa membuat masyarakat memilih wajah baru.
Selain itu, terkadang ada juga kinerja sudah bagus, namun ada isu lain yang dibangun yang kemudian menjadi viral. Isu ini kemudian mengalihkan dukungan masyarakat terhadap calon ini juga bisa membahayakan.
“Makanya, petahana harus pintar mengkomunikasi keberhasilannya. Petahana juga harus mampu menunaikan janjinya. Jangan ada masalah isu yang membuat masyarakat menjadi kecewa,” pungkasnya.(ale)
Sumber: